Thursday 13 December 2018

Pelaksanaan dan Langkah - Langkah Dalam Melakukan Stock Opname di Salah Satu Produsen Kabel NINTENDO di Indonesia

Stock opname merupakan kegiatan perhitungan persediaan fisik (barang dagang) atau stok yang berada di dalam toko atau gudang. Tujuan dari stock opname adalah untuk mengetahui kebenaran catatan dalam pembukuan perusahaan, yang mana termasuk salah satu fungsi dalam pelaksanaan prosedur audit. Melalui kegiatan ini maka akan diketahui keadaan yang terjadi antara catatan pembukuan dan persediaan fisik yang ada. Untuk menjalankan stock opname, Anda membutuhkan sebuah tim yaitu tim penghitung dan tim input.


Tahap Awal
Tahap ini biasanya dilakukan jauh-jauh hari, sekitar satu minggu sebelum proses stock opname. Di tahap ini, komunikasi akan lebih banyak dilakukan dengan orang gudang dan accounting. Yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Menginstruksikan dan memastikan bagian gudang untuk menyiapkan tag/stiker yang digunakan untuk memberi tanda stok yang telah dihitung nantinya pada saat stock opname.

b. Menginstruksikan dan memastikan bagian gudang untuk merapikan stock dengan menatanya sesuai kode dan jenis barang, sehingga pada saat melakukan stock opname tidak terjadi kerancuan karena masalah lokasi barang yang tidak beraturan.

c. Menginstruksikan dan memastikan bagian gudang untuk melengkapi stock gudang dengan barcode yang sesuai dengan program. Jadi setiap barang yang ada di gudang harus dilengkapi dengan kode barang, ini untuk memudahkan tim penghitung pada saat dilakukannya proses stock opname.

d. Menginstruksikan dan memastikan bagian gudang untuk menyiapkan stiker dengan tulisan “TIDAK DIHITUNG”. Stiker ini nantinya digunakan untuk barang-barang yang tidak perlu dihitung pada saat dilakukannya stock opname. Barang-barang yang tidak perlu dihitung ini antara lain:

Barang/stock yang masuk selama proses stock opname, atau yang masuk setelah tanggal cut off stock opname.

Barang yang bersifat titipan dari pihak lain atau yang sering disebut konsinyasi. Barang ini tidak perlu dihitung karena tidak boleh diakui sebagai stock.


Barang rusak yang sudah tidak bisa diretur dan yang nilainya disepakati untuk dihapus. Barang seperti ini sebaiknya juga disendirikan penyimpanannya di dalam gudang.


Tahap Persiapan
Pada tahap ini artinya hari pelaksanaan stock opname sudah mendekati hari H. Tahap persiapan ini biasanya dilakukan pada H-1. Hal yang perlu dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Memanggil semua bagian/divisi untuk melakukan briefing terkait pelaksanaan stock opname. Di sini perlu dijelaskan mengenai tugas masing-masing orang yang akan terlibat dalam proses stock opname.

b. Menginstruksikan bagian gudang untuk melengkapi inputan terkait mutasi barang sampai dengan jam tutup operasional pada H-1.

c. Menginstruksikan bagian gudang untuk menghentikan mutasi barang terhitung sejak tutupnya jam operasional sampai dengan selesainya proses stock opname.



Tahap Stock Opname
Tahap ini adalah hari di mana stock opname dilakukan. Hal yang harus dilakukan pada langkah ini adalah

a. Memastikan kembali bahwa semua transaksi terkait stok sudah ter-input semua ke program.

b. Setelah semua stok sudah ter-input ke program, print semua stok dari program sebagai pedoman stock. Hasil print ini kemudian dibagikan kepada tim stock opname. Usahakan yang menerima hasil print bukanlah orang gudang, karena orang gudang tidak boleh tahu stok versi program pada saat melakukan penghitungan.

b. Proses stock opname mulai berjalan, setiap stok yang sudah dihitung diberi tag/stiker agar tidak terjadi dobel penghitungan.

c. Setiap lembar stok yang telah penuh diisi dengan hasil opname diserahkan ke bagian tim input untuk mulai disalin ke excel terlebih dahulu. Format excel yang digunakan ini harus bisa menunjukkan perbandingan stok versi program dengan hasil stock opname, sehingga bisa diketahui stok mana saja yang terjadi selisih.

d. Kemudian setelah proses stock opname selesai, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengecekan ulang atas stok yang selisih. Apakah terjadi salah hitung atau memang terjadi selisih atas stock.


e. Setelah semua proses selesai, maka hasil stock opname tersebut diserahkan ke bagian accounting untuk dilakukan adjustment stock atau penyesuaian persediaan ke program.

Sampai pada tahap tersebut, prosedur stock opname bisa dikatakan telah selesai.

Berikut ini adalah video pelaksanaan Stock Opname disalah satu produsen kabel Game Konsol Nintendo di Indonesia:


https://www.youtube.com/watch?v=bD4owooJCpI

Wednesday 28 November 2018

Arus Kas (Cash Flow) Metode Sumber dan Penggunaan Dana

Sekarang kita akan membahas jenis Metode Pemeriksaan Tidak Langsung yang ketiga yaitu Metode Sumber dan Penggunaan Dana. Dalam metode ini, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan sumber uang yang diperoleh atas pembelian aktiva atau pengeluaran lainnya. Pendekatan ini biasanya digunakan dalam kondisi apabila terdapat data:
  1. Sumber pendanaan kegiatan usaha Wajib Pajak baik yang didapat dari penghasilan tetap maupun penghasilan lainnya.
  2. Penggunaan dana Wajib Pajak baik untuk kegiatan operasional maupun penambahan harta.
Dalam melakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode ini, umumnya pemeriksa akan membuat suatu perkiraan, dimana di sisi debit memuat sumber dan di sisi kredit memuat penggunaannya, untuk memudahkan analisa sumber dan penggunaan dana Wajib Pajak yang diperiksa. Menurut SE – 65/PJ/2013, sumber-sumber dana terdiri dari:
  1. penurunan dalam pos-pos harta;
  2. kenaikan dalam pos-pos utang;
  3. penghasilan yang menjadi objek maupun bukan objek;
  4. dan sebagainya.
Sementara, untuk pengeluaran dana terdiri dari:
  1. kenaikan dalam pos-pos harta;
  2. penurunan dalam pos-pos utang;
  3. pengeluaran-pengeluaran untuk kepentingan pribadi;
  4. dan sebagainya.
Setiap penggunaan dana selalu didukung oleh adanya sumber dana. Sumber dana sendiri perlu diyakini apakah sumber dana tersebut berasal dari penghasilan atau bukan. Jika penggunaan dana lebih besar daripada dana yang didapatkan berarti ada sejumlah penghasilan yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak. Namun, apabila semua penghasilan dan pengeluaran telah dilaporkan dengan benar, maka seharusnya minimal jumlah sumber dana sama besarnya dengan jumlah penggunaan dana
Secara umum, pendekatan ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
Saldo awal kas/bank + Sumber dana       = Saldo akhir kas/bank + Penggunaan dana
atau
Sumber dana            =     Penggunaan dana
(dalam hal data mengenai saldo awal kas/bank dan/atau saldo akhir     kas/bank tidak ada dan/atau tidak diyakini kebenarannya)
Sumber dana            = Saldo akhir kas/bank + Penggunaan dana – Saldo awal kas/bank
Penghasilan bruto   =   Sumber dana
(dalam hal terdapat penambahan dan/atau pengurangan harta dan/atau utang yang belum termasuk dalam sumber dana maka supaya diperhitungkan)
Selain itu, Direktorat Jenderal Pajak biasanya memisahkan antara pengeluaran dana dan sumber-sumber dana yang menggunakan sistem cash basis atau accrual basis, agar tidak salah dalam melakukan perhitungan. Metode ini akan dapat diterapkan jika pengeluaran dana diwujudkan dalam bentuk fisik (yang terdapat di dalam neraca aktiva), yang antara lain:
  1. bangunan;
  2. mesin;
  3. kendaraan;
  4. peralatan;
  5. persediaan;
  6. dan aktiva tetap lainnya.
Lalu pengeluaran dana yang diwujudkan dalam bentuk riil (yang terdapat di dalam laporan rugi laba), antara lain:
  1. pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian harga pokok penjualan;
  2. pengeluaran-pengeluaran untik biaya usaha;
  3. pembagian laba atau dividen;
  4. biaya untuk kepentingan pribadi.
Atas dasar itu, pemeriksa pajak dapat menelaah sumber uang yang didapatkan oleh Wajib Pajak. Jika dalam laporan neraca – kas Wajib Pajak memperlihatkan peningkatan nominal yang dimiliki, dipastikan penerimaan uang harus lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran-pengeluaran tersebut.
Namun, metode ini tidak dapat memastikan apabila jumlah pengeluaran lebih besar dari jumlah pendapatan, maka terdapat sejumlah pendapatan yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak. Jika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, ada kemungkinan pengeluaran dilakukan dengan menggunakan sumber dana berupa utang ke pihak lain yang tidak dilaporkan. Kemungkinan pemeriksa akan mencari dan menghitung objek PPh 23 atas bunga karena lebih relevan jika terkait sehubungan dengan metode sumber dan penggunaan dana.