Monday 23 March 2015

ANALISIS MAKRO, FUNDAMENTAL, DAN TEKNIKAL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

ANALISIS MAKRO, FUNDAMENTAL, DAN TEKNIKAL
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

PENGANTAR PASAR MODAL







Disusun oleh :
1.      Arshad Liantono                  1125111078
2.      Sri Mulyani                           1125111113
3.      Alifia Citra Utami                1125111143
4.      Ismawati                                1125111150




ANALISIS MAKRO, FUNDAMENTAL, DAN TEKNIKAL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM


BAB I
PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini tidak terlepas dari berkembangnya kegiatan investasi akhir-akhir ini yang disebabkan kemudahan berinvestasi, deregulasi peraturan, dan kebebasan aliran informasi. Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini disebabkan indeks ini berisi atas seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (id.wikipedia.org/wiki/IHSG).
Banyak factor yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham di suatu negara, antara lain tingkat suku bunga domestic, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, dan jumlah uang yang beredar (Samsul, 2008).

BAB II
PEMBAHASAN

A.            
1.      Makro Ekonomi
Makro ekonomi berfokus pada perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan investasi, neraca perdagangan dan pembayaran suatu negara, faktor-faktor penting yang mempengaruhi perubahan harga dan upah, kebijakan fiskal dan moneter, jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga dan jumlah utang negara. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa makro ekonomi sangat memperhatikan interaksi antara tenaga kerja, perputaran barang, dan aset-aset ekonomi yang mengakibatkan terjadinya kegiatan perdagangan tiap individu atau negara. Kondisi makro perekonomian suatu negara merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaanperusahaan yang ada di negara tersebut (Samsul, 2008). Faktor-faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja saham maupun kinerja perusahaan antara lain tingkat suku bunga domestic, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, serta jumlah uang yang beredar (Samsul, 2008).
Ketika kondisi makro ekonomi di suatu negara mengalami perubahan baik yang positif ataupun negatif, investor akan mengkalkulasikan dampaknya terhadap kinerja perusahaan di masa depan, kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham perusahaan yang bersangkutan. Aksi jual dan beli ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan harga saham, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada indeks pasar modal di negara tersebut.
2.      Integrasi Pasar Modal
Secara umum ada dua pengertian integrasi pasar modal dunia. Yang pertama adalah pengertian menurut teori Capital Asset Pricing Model, yaitu bahwa pasar modal dipertimbangkan sudah terintegrasi apabila surat berharga dengan karakteristik resiko yang sama memiliki harga yang sama, walaupun diperdagangkan di pasar modal yang berbeda (Bodie, Markus, & Kane, 2004). Dengan kata lain, bila ada dua atau lebih pasar modal yang terintegrasi maka surat berharga yang identik seharusnya memiliki harga yang sama di keseluruh pasar modal yang terintegrasi tersebut.
Keberadaan pasar modal yang terintegrasi mengakibatkan semua sahap di seluruh pasar modal memiliki faktor-faktor resiko yang sama dan premi resiko untuk setiap faktor akan sama di setiap pasar modal.
Pengertian kedua berkaitan literatur pustaka terkini mengenai integrasi pasar modal yang menggunakan model The Generalized Auto Regressive Conditional Heteroscedasticty Model “GARCH”, Granger Causality and Vector Auto Regressive “VAR”. Integrasi pasar modal terjadi apabila mereka memiliki hubungan equilibrium yang berkelanjutan (Nasry, 2006). Dengan kata lain adanya pergerakan bersama antara pasar-pasar modal, mengindikasikan adanya integrasi bersama antar pasar modal, yang mengakibatkan bahwa salah satu dari pasar modal yang terintegrasi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi return dari pasar modal yang lain, karena koreksi nilai error yang valid dari tiap pasar modal akan ada.
Integrasi pasar modal sendiri dapat merujuk pada keadaan dimana seorang investor di suatu negara, dapat membeli dan menjual tanpa pembatasan, surat berharga yang dikeluarkan di negara lain. Implikasi dari keadaan ini adalah bahwa harga surat-surat berharga yang identik akan sama setelah disesuaikan dengan nilai kurs mata uang yang berlaku (Pieper & Vogel, 1997).

B.            Analisis Fundamental
1.      PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
ROA
3.39%
3.41%
3.02%
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki ROA sebesar 3,41% pada 2013 dan pada 2012 adalah sebesar 3,39%. Jika dilihat terjadi penurunan ROA hal ini dikarenakan pada september 2013 sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar menjadi lemah dan Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga bank harus menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi krisis yang sedang terjadi. Namun, meskipun mengalami penurunan hal ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja bank karena penurunan yang terjadi hanya sedikit.
ROE
28.83%
26.91%
24.80%
Pada tahun 2013 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki ROE sebesar  26,91 % lebih kecil dari ROE pada tahun 2012 yakni 28,83 %. Meskipun mengalami penurunan, tapi kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya masih cukup besar.
EPS
765.61
874.76
993.51
PT Bank Rakyat Indonesia memiliki EPS sebesar 765,61 pada tahun 2012 dan 874,76 pada tahun 2013. Hal ini mengindikasikan kinerja PT Bank Rakyat Indonesia semakin baik sehingga laba yang dihasilkan meningkat. Besarnya EPS akan menarik perhatian investor untuk menanamkan modal lebih banyak.  Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin besar semakin bagus untuk investor, jadi banyak investor semakin tertarik.
PER
11.69x
11.52x
12.98x
PT Bank Rakyat Indonesia mempunyai PER 11,69x pada tahun 2012 dan 11,52x pada tahun 2013. Jika dilihat terjadi penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia lebih banyak, karena dengan membeli saham dengan harga lebih murah investor bisa mendapatkan return yang sama tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER yang kecil akan lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan oleh laba per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya, sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.

2.      PT. Mandiri Tbk (BMRI)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
ROA
2.44%
2.48%
2.32%
PT. Mandiri Tbk memiliki ROA sebesar 2,48% pada 2013 dan 2012 adalah sebesar 2,44%. Jika dilihat terjadi penurunan ROA hal ini dikarenakan pada september 2013 sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar menjadi lemah dan Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga bank harus menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi krisis yang sedang terjadi. Namun, meskipun mengalami penurunan hal ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja bank karena penurunan yang terjadi hanya sedikit.
ROE
20.26%
20.50%
18.95%
Pada tahun 2013 PT. Mandiri Tbk memiliki ROE sebesar  20,50 % lebih kecil dari ROE pada tahun 2012 yakni 20,26 %. Meskipun mengalami penurunan, tapi kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya masih cukup besar
EPS
664.46
788.04
860.25
PT Mandiri Tbk  memiliki EPS sebesar 664.46 pada tahun 2012 dan 788.04 pada tahun 2013. Hal ini mengindikasikan kinerja Bank Mandiri semakin baik sehingga laba yang dihasilkan meningkat. Besarnya EPS akan menarik perhatian investor untuk menanamkan modal lebih banyak.  Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin besar semakin bagus untuk investor, jadi banyak investor semakin tertarik.
PER
15.95x
12.50x
13.89x
PT Mandiri Tbk mempunyai PER 15.95x pada tahun 2012 dan 12.50x pada tahun 2013. Jika dilihat terjadi penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham Bank Mandiri lebih banyak, karena dengan membeli saham dengan harga lebih murah investor bisa mendapatkan return yang sama tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER yang kecil akan lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan oleh laba per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya, sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.





3.      PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
ROA
2.65%
2.87%
2.98%
PT. Bank Central Asia Tbk memiliki ROA sebesar 2,87% pada 2013 dan 2012 adalah sebesar 2,65%. Jika dilihat terjadi penurunan ROA hal ini dikarenakan pada september 2013 sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar menjadi lemah dan Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga bank harus menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi krisis yang sedang terjadi. Namun, meskipun mengalami penurunan hal ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja bank karena penurunan yang terjadi hanya sedikit.
ROE
22.62%
22.28%
21.16%
Pada tahun 2013 PT. Bank Central Asia Tbk memiliki ROE sebesar  22,28% lebih kecil dari ROE pada tahun 2012 yakni 22,62%. Meskipun mengalami penurunan, tapi kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya masih cukup besar
EPS
480.00
584.17
675.65
PT Bank Central Asia Tbk  memiliki EPS sebesar 480,00 pada tahun 2012 dan 584,17 pada tahun 2013. Hal ini mengindikasikan kinerja Bank BCA semakin baik sehingga laba yang dihasilkan meningkat. Besarnya EPS akan menarik perhatian investor untuk menanamkan modal lebih banyak.  Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin besar semakin bagus untuk investor, jadi banyak investor semakin tertarik.
PER
22.81x
18.87x
21.09x
PT Bank Central Asia Tbk mempunyai PER 22.81x pada tahun 2012 dan 18.87x pada tahun 2013. Jika dilihat terjadi penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham Bank Mandiri lebih banyak, karena dengan membeli saham dengan harga lebih murah investor bisa mendapatkan return yang sama tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER yang kecil akan lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan oleh laba per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya, sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.





4.      PT Alam Sutera Reality (ASRI)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
Revenue
1718.7 B
3041.6 B
2823.7 B
Kenaikan Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 76,97% dari tahun 2012. Di tahun 2014 justru mengalami penurunan sebesar 7,16% dari tahun sebelumnya, hal ini bisa dilihat bahwa pada tahun 2014 kinerja perusahaan kurang baik.
ROE
17.96%
16.31%
13.46%
ROE kurang baik dimana di tahun 2014 annualize berada di bawah 20% yaitu 17,36%.
EPS
37.60
44.16
41.68
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2011 mencapai 17,45%. Di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 5,62% dari tahun sebelumnya.
Operating Profit
914.8 B
1297.7 B
1414.0 B
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 41,86% dari tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 8,95%.

5.      PT Adhikarya Tbk (ADHI)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
Revenue
1718.7 B
3041.6 B
2823.7 B
Kenaikan Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 76,97% dari tahun 2012. Di tahun 2014 justru mengalami penurunan sebesar 7,16% dari tahun sebelumnya, hal ini bisa dilihat bahwa pada tahun 2014 kinerja perusahaan kurang baik.
ROE
17.96%
16.31%
13.46%
ROE kurang baik dimana di tahun 2014 annualize berada di bawah 20% yaitu 17,36%.
EPS
37.60
44.16
41.68
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2011 mencapai 17,45%. Di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 5,62% dari tahun sebelumnya.
Operating Profit
914.8 B
1297.7 B
1414.0 B
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 41,86% dari tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 8,95%.

6.      PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
Revenue
8003.9 B
11655.8 B
12427.4 B
Kenaikan Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 45,63% dari tahun 2012. Di tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 6,62%.
ROE
18.70%
21.20%
22.25%
ROE cukup baik dimana di tahun 2014 annualize berada di atas 20% yaitu 22.25%.
EPS
64.00
87.00
110.82
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 mencapai 35,94%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 27,38% dari tahun sebelumnya.
Operating Profit
710.8 B
1073.4 B
1256.7 B
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 51,01% dari tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 17,08%.

7.      PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
ROA
2.11%
2.34%
2.59%
PT. Bank Negara Indonesia Tbk memiliki ROA sebesar 2,34% pada 2013 dan 2012 adalah sebesar 2,11%. Meskipun pada 2013 sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar menjadi lemah dan Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga bank harus menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi krisis yang sedang terjadi. PT Bank Negara Indonesia Tbk masih bisa meningkatkan ROA-nya.
ROE
16.21%
18.99%
17.67%
Pada tahun 2013 PT. Bank Negara Indonesia Tbk memiliki ROE sebesar  18,99% lebih besar dari ROE pada tahun 2012 yakni 16,21%. Bisa disimpulkan kinerja perusahaan semakin membaik.
EPS
378.00
489.42
582.84
PT Bank Negara Indonesia Tbk  memiliki EPS sebesar 378,00 pada tahun 2012 dan 489,42 pada tahun 2013. Hal ini mengindikasikan kinerja Bank Mandiri semakin baik sehingga laba yang dihasilkan meningkat. Besarnya EPS akan menarik perhatian investor untuk menanamkan modal lebih banyak.  Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin besar semakin bagus untuk investor, jadi banyak investor semakin tertarik.
PER
13.76x
9.93x
11.84x
PT Bank Negara Indonesia Tbk mempunyai PER 13.76x pada tahun 2012 dan 9.93x pada tahun 2013. Jika dilihat terjadi penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham Bank BNI lebih banyak, karena dengan membeli saham dengan harga lebih murah investor bisa mendapatkan return yang sama tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER yang kecil akan lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan oleh laba per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya, sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.


8.      PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
Revenue
2631.1 B
4220.6 B
3906.2 B
Kenaikan Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 60,41% dari tahun 2012. Di tahun 2014 justru mengalami penurunan sebesar 7,45% dari tahun sebelumnya, hal ini bisa dilihat bahwa pada tahun 2014 kinerja perusahaan kurang baik.
ROE
11.97%
16.81%
18.24%
ROE cukup baik dimana di tahun 2014 annualize berada di atas 20% yaitu 23.26%.
EPS
51.53
123.01
174.28
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 mencapai 138,72%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 41,68% dari tahun sebelumnya.
Operating Profit
1004.6 B
2277.7 B
1887.1 B
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 126,73% dari tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 justru turun sebesar 17,15% angka yang sangat signifikan.
9.      PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
Revenue
3819.0 B
4781.7 B
6121.0 B
Kenaikan Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 25,21% dari tahun 2012. Di tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 28,01%.
ROE
6.42%
6.62%
7.23%
ROE kurang baik dimana di tahun 2014 annualize berada di bawah 20% yaitu 8.43%.
EPS
32.14
39.52
45.60
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 mencapai 22,96%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 15,38% dari tahun sebelumnya.
Operating Profit
975.8 B
1362.9 B
1731.0 B
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 39,67% dari tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 27,01%.

10.  PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
RASIO
HASIL
ANALISA
2012
2013
2014
Revenue
1609.5 B
2315.1 B
2716.7 B
Kenaikan Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 43,84% dari tahun 2012. Di tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 17,35%.
ROE
21.03%
23.18%
24.22%
ROE cukup baik dimana di tahun 2014 annualize berada di atas 20% yaitu 30.45%.
EPS
11.96
18.58
27.32
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 mencapai 55,35%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 47,04% dari tahun sebelumnya.
Operating Profit
820.6 B
1179.8 B
1444.3 B
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 43,77% dari tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 22,42%.





















C.           Analisis Teknikal
1.      Adhi Karya (ADHI)

ADHI telah mengalami tren turun karena berbagai faktor salah satunya taking profit dan sudah pada batas titik jenuh pembelian sehingga harga turun. Dan pada saat inilah investor/trader untuk order beli, karena chart stochastic akan saling bersilang pada titik bawah atau golden cross dan setelah itu harga akan naik kembali.

2.      Alam Sutra Realty (ASRI)

ASRI sedang mengalami tren naik, pada saat ini investor/trader juga bisa melakukan pembelian karena trennya masih positif, didukung dengan chart stochastic yang terus naik dan RSI (Ratio Strong Index).
3.      Bumi Serpong Damai (BSDE)

BSDE juga prospektif setelah mengalami tren turun, chart stochastic bersilang pada titik bawah (golden cross), RSI juga menunjukan tren positif dan volume yang bagus.

4.      PT Pembangunan Perumahan (PTPP)

PTPP juga prospektif setelah mengalami tren turun, chart stochastic bersilang pada titik bawah (golden cross), RSI juga menunjukan tren positif dan volume yang bagus.

5.      Pakuwon Jati (PWON)

PWON untuk jangka waktu dekat mungkin tidak terlalu prospektif karena chart stochastic masih sejajar tetapi akan mengalami tren naik secara perlahan jika pasar merespon positif.

6.      Lippo Karawaci (LPKR)

LPKR juga telah mengalami golden cross, RSI positif naik. Sangat prospektif untuk jangka pendek, pada saat ini baik untuk order beli.

7.      Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

BBRI prospektif tetapi menunggu sebentar lagi karena stochastic akan mengalami golden cross setelah itu aka mengalami tren naik beberapa chart juga mendukung seperti RSI dan Bollinger.

8.      Bank Negara Indonesia (BBNI)

BBNI masih akan naik tetapi tidak terlalu signifikan, tetapi waspada terjadinya death cross.

9.      Bank Mandiri (BMRI)

BMRI akan berada pada jalur yang standar tetapi tidak menutup kemungkinan akan naik bahkan turun untuk jangka pendek. Tetapi masih prospektif untuk jangka panjang.

10.  Bank Central Asia (BBCA)

BBCA sangat prospektif semua chart mendukung volume tinggi, stochastic golden cross, RSI positif. Waktu yang tepat bagi investor untuk order beli karena BBCA akan mengalami tren naik.

KESIMPULAN
   Dari ketiga analisis yaitu makro, fundamental, dan teknikal. Maka kami menarik kesimpulan bahwa jika seorang investor atau trader akan berinvestasi baik jangka panjang maupun pendek harus memperhatikan ke-3 analisis tersebut karena ke-3 analisis tersebut saling berhubungan dan berpengaruh terhadap harga saham dan perkembangan perusahaan baik saat ini atau pada masa yang akan datang. Dan setelah melakukan ke-3 analisis dari 10 saham yang kami analisis sebagaian besar saham tersebut prospektif dan baik untuk dijadikan pilihan investasi. 


No comments:

Post a Comment