ANALISIS MAKRO,
FUNDAMENTAL, DAN TEKNIKAL
TERHADAP INDEKS HARGA
SAHAM
PENGANTAR PASAR MODAL
Disusun
oleh :
1. Arshad
Liantono 1125111078
2. Sri
Mulyani 1125111113
3. Alifia
Citra Utami 1125111143
4. Ismawati 1125111150
ANALISIS MAKRO,
FUNDAMENTAL, DAN TEKNIKAL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM
BAB I
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi
dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini tidak terlepas
dari berkembangnya kegiatan investasi akhir-akhir ini yang disebabkan kemudahan
berinvestasi, deregulasi peraturan, dan kebebasan aliran informasi. Di
Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu indeks yang sering
diperhatikan investor ketika berinvestasi di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks
Harga Saham Gabungan. Hal ini disebabkan indeks ini berisi atas seluruh saham
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (id.wikipedia.org/wiki/IHSG).
Banyak factor yang dapat mempengaruhi pergerakan
indeks saham di suatu negara, antara lain tingkat suku bunga domestic, kurs
valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara,
tingkat inflasi, peraturan perpajakan, dan jumlah uang yang beredar (Samsul, 2008).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1. Makro
Ekonomi
Makro ekonomi berfokus
pada perilaku dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi
dan investasi, neraca perdagangan dan pembayaran suatu negara, faktor-faktor
penting yang mempengaruhi perubahan harga dan upah, kebijakan fiskal dan
moneter, jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga dan jumlah utang negara.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa makro ekonomi sangat memperhatikan
interaksi antara tenaga kerja, perputaran barang, dan aset-aset ekonomi yang
mengakibatkan terjadinya kegiatan perdagangan tiap individu atau negara.
Kondisi makro perekonomian suatu negara merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaanperusahaan yang ada di negara tersebut (Samsul,
2008). Faktor-faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi
kinerja saham maupun kinerja perusahaan antara lain tingkat suku bunga
domestic, kurs valuta asing, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi
suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, serta jumlah uang yang
beredar (Samsul, 2008).
Ketika kondisi makro
ekonomi di suatu negara mengalami perubahan baik yang positif ataupun negatif,
investor akan mengkalkulasikan dampaknya terhadap kinerja perusahaan di masa
depan, kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham perusahaan yang
bersangkutan. Aksi jual dan beli ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan
harga saham, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada indeks pasar modal di
negara tersebut.
2. Integrasi
Pasar Modal
Secara umum ada dua
pengertian integrasi pasar modal dunia. Yang pertama adalah pengertian menurut
teori Capital Asset Pricing Model, yaitu bahwa pasar modal dipertimbangkan
sudah terintegrasi apabila surat berharga dengan karakteristik resiko yang sama
memiliki harga yang sama, walaupun diperdagangkan di pasar modal yang berbeda
(Bodie, Markus, & Kane, 2004). Dengan kata lain, bila ada dua atau lebih
pasar modal yang terintegrasi maka surat berharga yang identik seharusnya
memiliki harga yang sama di keseluruh pasar modal yang terintegrasi tersebut.
Keberadaan pasar modal
yang terintegrasi mengakibatkan semua sahap di seluruh pasar modal memiliki
faktor-faktor resiko yang sama dan premi resiko untuk setiap faktor akan sama
di setiap pasar modal.
Pengertian kedua berkaitan
literatur pustaka terkini mengenai integrasi pasar modal yang menggunakan model
The Generalized Auto Regressive Conditional Heteroscedasticty Model “GARCH”,
Granger Causality and Vector Auto Regressive “VAR”. Integrasi pasar modal
terjadi apabila mereka memiliki hubungan equilibrium yang berkelanjutan (Nasry,
2006). Dengan kata lain adanya pergerakan bersama antara pasar-pasar modal,
mengindikasikan adanya integrasi bersama antar pasar modal, yang mengakibatkan
bahwa salah satu dari pasar modal yang terintegrasi tersebut dapat digunakan
untuk memprediksi return dari pasar modal yang lain, karena koreksi nilai error
yang valid dari tiap pasar modal akan ada.
Integrasi pasar modal
sendiri dapat merujuk pada keadaan dimana seorang investor di suatu negara,
dapat membeli dan menjual tanpa pembatasan, surat berharga yang dikeluarkan di
negara lain. Implikasi dari keadaan ini adalah bahwa harga surat-surat berharga
yang identik akan sama setelah disesuaikan dengan nilai kurs mata uang yang
berlaku (Pieper & Vogel, 1997).
B.
Analisis Fundamental
1. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
ROA
|
3.39%
|
3.41%
|
3.02%
|
PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk memiliki ROA sebesar 3,41% pada 2013 dan pada 2012
adalah sebesar 3,39%. Jika dilihat terjadi penurunan ROA hal ini dikarenakan
pada september 2013 sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar
menjadi lemah dan Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga
bank harus menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi krisis yang sedang
terjadi. Namun, meskipun mengalami penurunan hal ini tidak akan berpengaruh
terhadap kinerja bank karena penurunan yang terjadi hanya sedikit.
|
ROE
|
28.83%
|
26.91%
|
24.80%
|
Pada tahun
2013 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki ROE sebesar 26,91 % lebih kecil dari ROE pada tahun
2012 yakni 28,83 %. Meskipun mengalami penurunan, tapi kemampuan bank untuk
menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya masih cukup besar.
|
EPS
|
765.61
|
874.76
|
993.51
|
PT Bank Rakyat Indonesia memiliki
EPS sebesar 765,61 pada tahun 2012 dan 874,76 pada tahun 2013. Hal ini
mengindikasikan kinerja PT Bank
Rakyat Indonesia semakin baik sehingga laba yang dihasilkan
meningkat. Besarnya EPS akan menarik perhatian investor untuk menanamkan
modal lebih banyak. Informasi EPS
suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin besar semakin bagus
untuk investor, jadi banyak investor semakin tertarik.
|
PER
|
11.69x
|
11.52x
|
12.98x
|
PT Bank Rakyat Indonesia mempunyai
PER 11,69x pada tahun 2012 dan 11,52x pada tahun 2013. Jika dilihat terjadi
penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia lebih
banyak, karena dengan membeli saham dengan harga lebih murah investor bisa
mendapatkan return yang sama tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER
yang kecil akan lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan PER yang
tinggi. PER rendah ini disebabkan oleh laba per saham yang lebih tinggi
dibandingkan dengan harga sahamnya, sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.
|
2.
PT.
Mandiri Tbk (BMRI)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
ROA
|
2.44%
|
2.48%
|
2.32%
|
PT.
Mandiri Tbk memiliki ROA sebesar 2,48% pada 2013 dan 2012 adalah sebesar
2,44%. Jika dilihat terjadi penurunan ROA hal ini dikarenakan pada september
2013 sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar menjadi lemah
dan Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga bank harus
menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi krisis yang sedang terjadi.
Namun, meskipun mengalami penurunan hal ini tidak akan berpengaruh terhadap
kinerja bank karena penurunan yang terjadi hanya sedikit.
|
ROE
|
20.26%
|
20.50%
|
18.95%
|
Pada
tahun 2013 PT. Mandiri Tbk memiliki ROE sebesar 20,50 % lebih kecil dari ROE pada tahun
2012 yakni 20,26 %. Meskipun mengalami penurunan, tapi kemampuan bank untuk
menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya masih cukup besar
|
EPS
|
664.46
|
788.04
|
860.25
|
PT Mandiri Tbk
memiliki EPS sebesar 664.46 pada tahun
2012 dan 788.04 pada tahun 2013. Hal ini
mengindikasikan kinerja Bank
Mandiri semakin baik sehingga laba yang dihasilkan
meningkat. Besarnya EPS akan menarik perhatian investor untuk menanamkan
modal lebih banyak. Informasi EPS
suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin besar semakin bagus
untuk investor, jadi banyak investor semakin tertarik.
|
PER
|
15.95x
|
12.50x
|
13.89x
|
PT Mandiri Tbk mempunyai PER 15.95x pada
tahun 2012 dan 12.50x pada tahun 2013. Jika dilihat
terjadi penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham Bank Mandiri lebih banyak, karena dengan membeli
saham dengan harga lebih murah investor bisa mendapatkan return yang sama
tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER yang kecil akan lebih menarik
bagi investor dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan
oleh laba per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya,
sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.
|
3. PT.
Bank Central Asia Tbk (BBCA)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
ROA
|
2.65%
|
2.87%
|
2.98%
|
PT.
Bank Central Asia Tbk memiliki ROA sebesar 2,87% pada 2013 dan 2012 adalah
sebesar 2,65%. Jika dilihat terjadi penurunan ROA hal ini dikarenakan pada
september 2013 sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai tukar
menjadi lemah dan Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 7,25% sehingga
bank harus menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi krisis yang sedang
terjadi. Namun, meskipun mengalami penurunan hal ini tidak akan berpengaruh
terhadap kinerja bank karena penurunan yang terjadi hanya sedikit.
|
ROE
|
22.62%
|
22.28%
|
21.16%
|
Pada
tahun 2013 PT. Bank Central Asia Tbk memiliki ROE sebesar 22,28% lebih kecil dari ROE pada tahun 2012
yakni 22,62%. Meskipun mengalami penurunan, tapi kemampuan bank untuk
menghasilkan laba dari modal yang dimilikinya masih cukup besar
|
EPS
|
480.00
|
584.17
|
675.65
|
PT Bank Central Asia Tbk memiliki EPS sebesar 480,00
pada tahun
2012 dan 584,17 pada tahun 2013. Hal ini
mengindikasikan kinerja Bank BCA semakin
baik sehingga laba yang dihasilkan meningkat. Besarnya EPS akan menarik
perhatian investor untuk menanamkan modal lebih banyak. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan. Semakin besar semakin bagus untuk investor, jadi banyak investor
semakin tertarik.
|
PER
|
22.81x
|
18.87x
|
21.09x
|
PT Bank Central Asia Tbk mempunyai PER 22.81x pada
tahun 2012 dan 18.87x pada tahun 2013. Jika dilihat
terjadi penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham Bank Mandiri lebih banyak, karena dengan membeli
saham dengan harga lebih murah investor bisa mendapatkan return yang sama
tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER yang kecil akan lebih menarik
bagi investor dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan
oleh laba per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya,
sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.
|
4. PT
Alam Sutera Reality (ASRI)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
Revenue
|
1718.7
B
|
3041.6
B
|
2823.7
B
|
Kenaikan
Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 76,97% dari tahun 2012. Di tahun
2014 justru mengalami penurunan sebesar 7,16% dari tahun sebelumnya, hal ini
bisa dilihat bahwa pada tahun 2014 kinerja perusahaan kurang baik.
|
ROE
|
17.96%
|
16.31%
|
13.46%
|
ROE
kurang baik dimana di tahun 2014 annualize berada di bawah 20% yaitu 17,36%.
|
EPS
|
37.60
|
44.16
|
41.68
|
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2011
mencapai 17,45%. Di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 5,62% dari tahun
sebelumnya.
|
Operating
Profit
|
914.8
B
|
1297.7
B
|
1414.0
B
|
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 41,86% dari
tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 8,95%.
|
5. PT
Adhikarya Tbk (ADHI)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
Revenue
|
1718.7
B
|
3041.6
B
|
2823.7
B
|
Kenaikan
Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 76,97% dari tahun 2012. Di tahun
2014 justru mengalami penurunan sebesar 7,16% dari tahun sebelumnya, hal ini
bisa dilihat bahwa pada tahun 2014 kinerja perusahaan kurang baik.
|
ROE
|
17.96%
|
16.31%
|
13.46%
|
ROE
kurang baik dimana di tahun 2014 annualize berada di bawah 20% yaitu 17,36%.
|
EPS
|
37.60
|
44.16
|
41.68
|
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2011
mencapai 17,45%. Di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 5,62% dari tahun
sebelumnya.
|
Operating
Profit
|
914.8
B
|
1297.7
B
|
1414.0
B
|
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 41,86% dari
tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 8,95%.
|
6. PT
Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
Revenue
|
8003.9
B
|
11655.8
B
|
12427.4
B
|
Kenaikan
Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 45,63% dari tahun 2012. Di tahun
2014 juga mengalami kenaikan sebesar 6,62%.
|
ROE
|
18.70%
|
21.20%
|
22.25%
|
ROE
cukup baik dimana di tahun 2014 annualize berada di atas 20% yaitu 22.25%.
|
EPS
|
64.00
|
87.00
|
110.82
|
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012
mencapai 35,94%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 27,38% dari tahun sebelumnya.
|
Operating
Profit
|
710.8
B
|
1073.4
B
|
1256.7
B
|
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 51,01% dari
tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 17,08%.
|
7. PT
Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
ROA
|
2.11%
|
2.34%
|
2.59%
|
PT.
Bank Negara Indonesia Tbk memiliki ROA sebesar 2,34% pada 2013 dan 2012
adalah sebesar 2,11%. Meskipun pada 2013 sedang terjadi krisis global yang
menyebabkan nilai tukar menjadi lemah dan Bank Indonesia menaikkan BI rate
menjadi 7,25% sehingga bank harus menyesuaikan neraca yang ada dengan kondisi
krisis yang sedang terjadi. PT Bank Negara Indonesia Tbk masih bisa
meningkatkan ROA-nya.
|
ROE
|
16.21%
|
18.99%
|
17.67%
|
Pada
tahun 2013 PT. Bank Negara Indonesia Tbk memiliki ROE sebesar 18,99% lebih besar dari ROE pada tahun 2012
yakni 16,21%. Bisa disimpulkan kinerja perusahaan semakin membaik.
|
EPS
|
378.00
|
489.42
|
582.84
|
PT Bank Negara Indonesia Tbk memiliki EPS sebesar 378,00
pada tahun
2012 dan 489,42 pada tahun 2013. Hal ini
mengindikasikan kinerja Bank
Mandiri semakin baik sehingga laba yang dihasilkan
meningkat. Besarnya EPS akan menarik perhatian investor untuk menanamkan
modal lebih banyak. Informasi EPS suatu
perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan
bagi semua pemegang saham perusahaan. Semakin besar semakin bagus untuk
investor, jadi banyak investor semakin tertarik.
|
PER
|
13.76x
|
9.93x
|
11.84x
|
PT Bank Negara Indonesia Tbk mempunyai PER 13.76x pada
tahun 2012 dan 9.93x pada tahun 2013. Jika dilihat
terjadi penurunan. Keadaan ini dapat menarik investor untuk membeli saham Bank BNI lebih banyak, karena dengan membeli
saham dengan harga lebih murah investor bisa mendapatkan return yang sama
tingginya dengan saham dengan harga mahal. PER yang kecil akan lebih menarik
bagi investor dibandingkan dengan PER yang tinggi. PER rendah ini disebabkan
oleh laba per saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya,
sehingga tingkat returnnya lebih tinggi.
|
8. PT
Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
Revenue
|
2631.1
B
|
4220.6
B
|
3906.2
B
|
Kenaikan
Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 60,41% dari tahun 2012. Di tahun
2014 justru mengalami penurunan sebesar 7,45% dari tahun sebelumnya, hal ini
bisa dilihat bahwa pada tahun 2014 kinerja perusahaan kurang baik.
|
ROE
|
11.97%
|
16.81%
|
18.24%
|
ROE
cukup baik dimana di tahun 2014 annualize berada di atas 20% yaitu 23.26%.
|
EPS
|
51.53
|
123.01
|
174.28
|
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012
mencapai 138,72%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 41,68% dari tahun
sebelumnya.
|
Operating
Profit
|
1004.6
B
|
2277.7
B
|
1887.1
B
|
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 126,73% dari
tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 justru turun sebesar 17,15% angka yang
sangat signifikan.
|
9. PT
Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
Revenue
|
3819.0
B
|
4781.7
B
|
6121.0
B
|
Kenaikan
Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 25,21% dari tahun 2012. Di tahun
2014 juga mengalami kenaikan sebesar 28,01%.
|
ROE
|
6.42%
|
6.62%
|
7.23%
|
ROE
kurang baik dimana di tahun 2014 annualize berada di bawah 20% yaitu 8.43%.
|
EPS
|
32.14
|
39.52
|
45.60
|
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012
mencapai 22,96%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 15,38% dari tahun sebelumnya.
|
Operating
Profit
|
975.8
B
|
1362.9
B
|
1731.0
B
|
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 39,67% dari
tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 27,01%.
|
10. PT
Pakuwon Jati Tbk (PWON)
RASIO
|
HASIL
|
ANALISA
|
||
2012
|
2013
|
2014
|
||
Revenue
|
1609.5
B
|
2315.1
B
|
2716.7
B
|
Kenaikan
Revenue (pendapatan) di tahun 2013 sebesar 43,84% dari tahun 2012. Di tahun
2014 juga mengalami kenaikan sebesar 17,35%.
|
ROE
|
21.03%
|
23.18%
|
24.22%
|
ROE
cukup baik dimana di tahun 2014 annualize berada di atas 20% yaitu 30.45%.
|
EPS
|
11.96
|
18.58
|
27.32
|
Kenaikan EPS tahun 2013 dibandingkan tahun 2012
mencapai 55,35%. Di tahun 2014 kenaikan sebesar 47,04% dari tahun sebelumnya.
|
Operating
Profit
|
820.6
B
|
1179.8
B
|
1444.3
B
|
Laba operasi di tahun 2013 naik sebesar 43,77% dari
tahun 2012, sedangkan di tahun 2014 naik sebesar 22,42%.
|
C.
Analisis
Teknikal
1. Adhi
Karya (ADHI)
ADHI telah mengalami
tren turun karena berbagai faktor salah satunya taking profit dan sudah pada
batas titik jenuh pembelian sehingga harga turun. Dan pada saat inilah
investor/trader untuk order beli, karena chart stochastic akan saling bersilang
pada titik bawah atau golden cross dan setelah itu harga akan naik kembali.
2.
Alam Sutra Realty (ASRI)
ASRI
sedang mengalami tren naik, pada saat ini investor/trader juga bisa melakukan
pembelian karena trennya masih positif, didukung dengan chart stochastic yang
terus naik dan RSI (Ratio Strong Index).
3.
Bumi Serpong Damai (BSDE)
BSDE juga prospektif
setelah mengalami tren turun, chart stochastic bersilang pada titik bawah
(golden cross), RSI juga menunjukan tren positif dan volume yang bagus.
4. PT
Pembangunan Perumahan (PTPP)
PTPP
juga prospektif setelah mengalami tren turun, chart stochastic bersilang pada
titik bawah (golden cross), RSI juga menunjukan tren positif dan volume yang
bagus.
5. Pakuwon
Jati (PWON)
PWON untuk jangka waktu
dekat mungkin tidak terlalu prospektif karena chart stochastic masih sejajar
tetapi akan mengalami tren naik secara perlahan jika pasar merespon positif.
6. Lippo
Karawaci (LPKR)
LPKR
juga telah mengalami golden cross, RSI positif naik. Sangat prospektif untuk
jangka pendek, pada saat ini baik untuk order beli.
7. Bank
Rakyat Indonesia (BBRI)
BBRI
prospektif tetapi menunggu sebentar lagi karena stochastic akan mengalami
golden cross setelah itu aka mengalami tren naik beberapa chart juga mendukung
seperti RSI dan Bollinger.
8. Bank
Negara Indonesia (BBNI)
BBNI
masih akan naik tetapi tidak terlalu signifikan, tetapi waspada terjadinya
death cross.
9. Bank
Mandiri (BMRI)
BMRI
akan berada pada jalur yang standar tetapi tidak menutup kemungkinan akan naik
bahkan turun untuk jangka pendek. Tetapi masih prospektif untuk jangka panjang.
10. Bank
Central Asia (BBCA)
BBCA
sangat prospektif semua chart mendukung volume tinggi, stochastic golden cross,
RSI positif. Waktu yang tepat bagi investor untuk order beli karena BBCA akan
mengalami tren naik.
KESIMPULAN
Dari ketiga
analisis yaitu makro, fundamental, dan teknikal. Maka kami menarik kesimpulan
bahwa jika seorang investor atau trader akan berinvestasi baik jangka panjang
maupun pendek harus memperhatikan ke-3 analisis tersebut karena ke-3 analisis
tersebut saling berhubungan dan berpengaruh terhadap harga saham dan
perkembangan perusahaan baik saat ini atau pada masa yang akan datang. Dan
setelah melakukan ke-3 analisis dari 10 saham yang kami analisis sebagaian
besar saham tersebut prospektif dan baik untuk dijadikan pilihan investasi.
No comments:
Post a Comment